Chevrolet Captiva 2.0 VCDi vs Toyota Fortuner

Banyak pabrikan mobil kini bermain di mesin diesel, bahkan menjurus lebih serius. Seperti Toyota sampai memberi saham Isuzu Motor Co., Jepang yang memiliki image kuat di mesin diesel. GM pun pernah menggandeng Isuzu untuk produk Chevrolet dengan mesin bensin dan Trooper untuk dieselnya.

Kini, kedua ATPM itu sama-sama mempunyai SUV bermesin minum solar. GM dengan andalannya, Captiva dan Toyota punya senjata Fortuner. Kedunya diajak tes jalan untuk menguji tenaga dan kenyamanannya.


Lebih Berat Tapi Irit
Ditilik dari tenaga, sebenarnya kedua SUV ini tidak head on. Captiva mengusung mesin 4 inline 1.991 cc turbo, sedang Fortuner 4 inline 2.494 cc turbo.

Kendati kapasitas dapur pacu kecil, tapi menggunakan teknologi canggih. Captiva 2.0 VCDi dilengkapi sistem common-rail dan Variable Geometric Turbocharger (VGT). Tak heran, tenaga yang dimuncratkan mencapai 150dk, unggul hampir separuhnya dari Fortuner (102 dk) yang berteknologi serupa.

Pemakaian VGT membuat tekanan udara yang dipampatkan ke ruang bakar menjadi lebih konstan di berbagai putaran. Ditunjang power to weight ratio yang kecil 12 kg/dk membuat akselerasi Captiva 0-100 km/jam dicapai 10,5 detik.

Sementara Fortuner, minimnya tenaga, dengan bobot 1,8 ton (sama dengan Captiva) membuat power to weight ratio berada di angka 17,7 kg/dk. Wajar, bila akselerasi 0-100km/jam dicapai 18,9 detik.

Tapi, Fortuner bukan mengejar akselerasi. Mesin D-4D (Direct 4Stroke Diesel) dengan turbo dan common-rail menawarkan sifat ramah lingkungan.

Ada asumsi, tenaga yang besar menyedot konsumsi cukup banyak alias boros. Ternyata image itu dihapus dan Captiva mencatat 9,7 km/l ketika melalui rute kombinasi, sedang Fortuner mematok 9,2 km/l.Cukup masuk akal, terutama buat Fortuner karena berpenggerak roda belakang yang memiliki kerugian mekanis lebih tinggi ketimbang Captiva dengnan gerak roda depan.

Keuntungan lain diraih Captiva dengan kombinasi tenaga dan torsi yang besar, membuatnya enteng dipasang transmisi otomatis 5-speed. Kendati dilengkapi Tiptronic, efek engine brake tak mampu dihasilkan Captiva membuat kerja rem kian berat ketika melintasi jalan turunan cukup panjang.

Fortuner saat dilakukan tes pengereman dari 100-0km/jam, butuh jarak 51,64 km. Fitur ABS + EBD semakin mempertebal kepercayaan pengemudi, sekaligus mengantisipasi roda depan terkunci saat pengereman di jalan basah.

Jok Kurang Nyaman
Selama pengetesan di berbagai kondisi jalan, Captiva belum belum mampu memberikan posisi duduk yang nyaman. Terutama pada paha karena lapisan jok yang datar. Padahal, tersedia fasilitas mengatur ketinggian bangku, lumbar support dan tilt steering.

Beda dengan Fortuner. Fasilitas seperti di Captiva tidak sebanyak itu, dan dirancang lebih baik. Sehingga lebih nyaman untuk perjalanan jauh.

Untungnya, ketidaknyaman di Captiva dibayar dengan bantingan suspensi yang terasa pas. Modelnya yang aerodinamis membuat Captiva tetap nyaman dipacu hingga 150 km/jam di jalan tol.

Dari hasil tes jalan, disimpulkan Captiva dengan tenaga yang besar, konsumsi bbm irit dan kenyamanan yang bagus menjadi daya tarik tersendiri. Sementara Fortuner memberi kelebihan dalam akomodasi, daya tahan dan image (Autobild)
Data Spesifikasi dan tes
Captiva Fortuner
Panjang/wheelbase :4.635 mm/2.705 mm 4.695mm/2.705mm
Lebar/tinggi :1.870 mm/1.755 mm 1.840mm/1.850mm
Mesin/kapasitas :4 inline/1.991 turbo 4 inline/2.494 turbo
Tenaga maks :150 dk/4.000 rpm 102 dk/3.600 rpm
Torsi maks :320 Nm/2.000 rpm 265 Nm/1.600-2.400 rpm
Transmisi :5-speed auto/fwd 5-speed mn/rwd
Kapasitas tangki :65 liter 65 liter
Bobot :1.850kg 1.805 kg
Harga :Rp 289,5 juta Rp 284,6 juta


0-100 km/jam :10,5 detik* 18,9 detik
60-80 km/jam :2,6 detik* 5,3 detik
80-100km/jam :3,1 detik* 6,6 detik
100-120km/jam :4,1 detik* N/A
Konsumsi bbn(kombinasi) :9,7 km/l 9,2 km/l
Pengereman 100-0km/jam :48,3 m 51,64 m

0 komentar:

4otomotif modifikasi