SAFETY RIDING

KEAMANAN DAN KESELAMATAN PALING PENTING
Kampaye nasional safety riding
Foto: Dolok

Akibat tinggi populasi motor dibarengi tingkat kecelakaan yang besar, Direktorat Lalu Lintas Polri tak bisa tinggal diam. Bareng PT Yamaha Motor Kencana Indonesia dan CV Dwi Cakra Cemerlang Abadi menggelar acara kampaye nasional safety riding di halaman parkir Ditlantas Polri, Pancoran, Jaksel.

Lewat event Polantas Peduli Keselamatan Untuk Meningkatkan Kehidupan Masyarakat (PPKUMKM) ini, diharapkan kesadaran motormania meningkat. “Maklum selain populasi, akibat kecerobohan pengendara menyebabkan angka kecelakaan motor juga tinggi,” kata Brigjen Pol Drs. Yudi Sushariyanto, direktur Lalu Lintas Polri.

Kegiatan ini dilaksanakan terpadu di 6 kota besar (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya dan Bali) dari 100 kota di Indonesia mulai 21 April sampai 6 Mei. Melibatkan instruktur safety riding M. Joel D. Mastana dan Rein De Hart, instuktur senior dari kepolisian Belanda. Diikuti berbagai klub roda dua.

Kata Herry Setianto, promotion dept. manager PT YMKI. Ini wujud peduli Yamaha selaku ATPM untuk ikut mengembangkan pendidikan masyarakat soal pentingnya punya keterampilan berkendara. “Lihat saja semua merek roda dua boleh ikut acara ini, semata untuk kebaikan bersama,” terangnya.

Hal senada diserukan Bambang Priandoyo, public affair manager PT Ford Motor Indonesia, “Keamanan dan keselamatan berkendara di jalan paling penting.” FMI hadir mendukung kegiatan ini, mengawal dari awal sampai akhir kegiatan.

Sementara itu, sehari sebelumnya (20/4) PT YMKI juga bikin acara di Front Row Cafe, Taman Ria Senayan, Jakpus. Kali ini diperuntukkan bagi media dalam balutan event bertitel Gathering Media dan Yamaha. “Yah, sekadar mempererat hubungan kami dengan media,” kata Ir. Dyonisius Beti MM, vice president director YMKI.

Di ajang ramah tamah ini, Yamaha cerita soal jualan produknya yang katanya saat ini didominasi Vega R, Jupiter MM dan Mio. “Ketiganya masih pegang pasar paling gede,” lanjut Dyon seraya bilang itu berkat dukungan konsumen, media dan lainnya.

Bahkan diakui, khusus skutik market sharenya naik di atas 30%. “Makanya, demi memenuhi kebutuhan itu, Mio pun akan punya adik. Kami sedang menyiapkan Mio laki untuk menyasar skutiker cowok. Kemungkinan semester dua ini akan keluar,” urai Dyon.

Seperti apa Bos? “Yah seperti Mio, tapi lebih lelaki, hehehe. Maksudnya lebih sporti, gaya dan gaul, gitu!” canda pria ramah ini. Nah, saat ditanya apakah itu New Mio 2007 yang keluar di Thailand? Dyon cengengesan lagi. “Nanti saya kabari you lagi!” katanya singkat sambil bergegas pergi.

Oke, ditunggu, ya! Dolok
Acip Setiawan (OTOMOTIF-ONLINE)
Read more >>

Tips Yamaha Nouvo-Z

Tips Yamaha Nouvo-Z
Bongkar Ban Belakang

Gosip panas beredar di kalangan tukang tambal ban pinggir jalan. Konon katanya, mereka malas menerima pasien yang pakai Yamaha Nouvo atau Nouvo-Z. Apalagi kalau yang gembos ban belakang. Wah, kenafa fula, Lae?

Tentu karena proses copot ban tidak semudah di bebek. Edisi lalu, MOTOR Plus pernah bahas cara buka ban belakang di Nouvo. Jelas beda sama Nouvo-Z yang sudah pakai knalpot keren. Juga didukung sambungan pada silincer dan pipa knalpot (gbr.1). Desain begini jelas bikin simpel proses copot ban belakang.

Tidak tak perlu lagi bongkar ujung knalpot yang nempel di head. “Cukup lepas sambungan pipa dengan silencer yang diikat klem permanen. Juga tidak perlu bongkar cover bodi lagi,” jelas Indra Gumay, Supervisor Service Division, PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).

Untuk copot ban belakang, cukup melepas empat baut yang ada di knalpot. Seperti satu baut klem di sambungan knalpot menggunakan kunci 12. Lalu dua baut di bagian bawah knalpot dan satu baut lagi di bagian atas knalpot. Cuma yang ini masing-masing pakai kunci 14. Lepas, deh!

Berikut kendurkan mur as roda pakai kunci 24. Dilanjut melepas baut sok belakang dengan kunci 14. “Cuma yang ini cukup baut sok bagian bawah. Supaya proses pembukaan roda dan lengan ayun jadi mudah,” ingat pria berkantor di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur itu.

Baru kemudian sok ditarik ke belakang. Diikuti pelepasan lengan ayun serta ban yang akan diperbaiki (gbr. 2). Soal pemasangan kembali, tinggal urut kebalikan dari proses ngelepas. Gampang, kan? Chuenk
Read more >>

Tips Perawatan Ringan

Jas Hujan Bocor?

Musim hujan begini, jangan cukup puas dengan jas huja. Entah itu raincoat superlebar atau desain potongan two pieces atau celana plus jaket yang tetap jadi pilihan paling direkomendasi.

Sayangnya model potongan itu masih banyak dikeluhan. Meski diklaim nggak bocor, masih banyak yang alami merembesnya rintikan air di sekitar selangkangan. Percuma bagian tubuh lain tidak basah, sementara bagian itu malah lembab. Awas masuk angin!

Kebocoran itu kerap dialami pada jas hujan yang masih menggunakan sistem jahit bukan hot-press alias tidak dijahit. Nah, biar terhindar dari masuk angin, jangan cuma minum jamu tolak angin. Tegep Octaviansyah, senior Bikers Brotherhood Bandung yang juga main konveksi buat pengendara kasih saran. “Kalau mau bagus pilih model hot-press,” kata bikers yang tetap doyan turing meski musim hujan.

Kalau enggak ketemu yang model gitu. Paling tidak perhatikan sambungan jahitan saat akan menebus jas hujan. Usahakan cari yang memiliki lapisan tambahan (gbr. 1). Cara itu bisa meminimalkan kebocoran di bagian selangkangan.

Buat yang sudah terlanjur beli jangan khawatir. Bisa diatasi dengan memberikan lapisan tambahan pada tiap jahitan. “Atau bekas jahitan dilapis ulang pakai sealer buat akuarium. Saya juga sudah coba saat turing ke Semarang,” tambah Tegep yang memang punya bodi tegap itu.

Kalau susah cari sealer, tetep ada solusi. Manfaatkan lem plastik (gbr. 2). “Caranya tinggal oles dua kali bolak-balik di bagian sambungan jahitan,” saran Reza Sofyan, mantan pembalap Cianjur yang juga punya usaha perlengkapan berkendara Speedfreak.

Aman, deh! Chuenk
Read more >>

tvs, motor india

Setelah China, Giliran India

Pasar sepeda motor di Indonesia dinilai menarik untuk digarap. Itu sebabnya perusahaan pembuat sepeda motor asing pun mencoba peruntungan dengan menanamkan modal dan bersaing di pasar sepeda motor di Indonesia.

Salah satunya adalah produsen sepeda motor India, TVS Motor Company, yang merupakan satu dari 30 perusahaan di bawah naungan TVS Group, sebuah grup industri yang didirikan TV Sundaram Iyengar.

Melalui PT TVS Motor Company Indonesia, pabrik sepeda motor terbesar ketiga di India dengan omzet 740 juta dollar AS kini melirik pasar sepeda motor Indonesia.

Saat ini mereka sedang membangun sebuah pabrik berikut fasilitasnya di kawasan industri Surya Cipta Industrial Estate, Karawang, Jawa Barat. Pabrik ini direncanakan mulai berproduksi pada akhir tahun 2006, dengan kapasitas produksi awal sekitar 120.000 unit.

Bersamaan itu, perusahaan berlogo kuda berlari ini juga sedang membangun jaringan show room dan agen penjualan serta bengkel resmi serta jaringan lembaga finansial sebagai bentuk paket pelayanan total PT TVS Motor Company Indonesia bagi konsumen mereka di Indonesia.

Keseluruhan nilai investasi yang ditanamkan di Indonesia mencapai 45 juta dollar AS. ”(Nilai) ini merupakan investasi terbesar TVS di luar India,” ujar Direktur Penjualan dan Pemasaran PT TVS Motor Company Indonesia K Vijaya Kumar saat presentasi di pabrik mereka di kawasan industri Hosur, Tamil Nadu, salah satu negara bagian India, Selasa (9/5) lalu.

Optimistis

Rasa optimistis diakui menjadi pendorong TVS Motor Company untuk berinvestasi di Indonesia. Meskipun harus berkompetisi di tengah ketatnya beragam produk dan merek sepeda motor yang telah lebih dulu hadir di Indonesia, perusahaan asal negeri Mahatma Gandhi ini memproyeksikan, pasar penjualan sepeda motor di Indonesia masih terbuka lebar.

”Dari produksi di Indonesia ini, dalam fase berikutnya akan diekspor ke beberapa negara Asia. Sebagai negara terbesar ketiga di dunia dalam pemasaran kendaraan roda dua, kami berkeyakinan bahwa Indonesia dalam jangka panjang akan berkembang menjadi pusat pemasaran kendaraan roda dua di Asia Tenggara,” kata Vijaya mengungkapkan rasa optimistis perusahaannya.

Secara teori, dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta orang, pangsa pasar sepeda motor di Indonesia sangat berpeluang besar. Namun, praktiknya penjualan sepeda motor pasar cenderung stabil, bahkan menunjukkan penurunan karena daya beli masyarakat masih rendah, sementara harga sepeda motor masih relatif mahal. Kondisi ini dipengaruhi hantaman krisis ekonomi pada delapan tahun silam dan kenaikan harga BBM pada tahun 2005.

Masuknya beragam merek sepeda motor China ke Indonesia sejak tahun 1999, yang kerap disebut duplikat sepeda motor Jepang namun dengan harga murah, ternyata belum mampu menggoyahkan dominasi sepeda motor produksi Jepang, yang sudah menguasai pasar Indonesia selama lebih dari tiga dasawarsa. Kondisi ini pun dibenarkan oleh Vijaya.

Sebagai langkah awal, PT TVS Motor Company Indonesia memproduksi sepeda motor jenis bebek. Jenis sepeda motor ini, menurut Wakil Kepala Humas Perusahaan TVS Motor Company India Cecil K Dewars, merupakan jenis kendaraan roda dua yang sangat berpeluang laku di pasar Indonesia.

”(Sepeda motor) bebek merupakan kendaraan keluarga. Selain dapat digunakan oleh suami, sepeda motor bebek juga dapat dikendarai oleh istrinya bersama anak-anak,” ujar Cecil. Dari hasil riset TVS di Indonesia, ujar Vijaya, sekitar 30 persen perempuan di Indonesia menggunakan sepeda motor jenis bebek sebagai alat transportasi.

Untuk segmen India dan pasar ekspor mereka di 40 negara lain, TVS memproduksi lebih dari tujuh jenis sepeda motor dengan mesin mulai dari 50 cc sampai 150 cc. Terdiri dari jenis moped TVS 50 (dua tak, 50 cc), skuter TVS Scooty (dua tak, 100 cc), dan TVS Scooty Pep+ (empat tak, 90 cc).

Mereka juga memproduksi sepeda motor sport bermesin empat tak dari kelas 100 cc sampai 150 cc, antara lain TVS Starcity 100 cc, TVS Victor GX 110 cc, dan TVS Victor GLX 125 cc serta produk terbaru mereka, TVS Apache 150 cc. Produk-produk itu belum termasuk beberapa model lain yang mereka hasilkan saat TVS bekerja sama dengan Suzuki Motor Corporation melalui bendera TVS Suzuki Ltd.

Rahasia

Petinggi TVS masih merahasiakan model maupun harga sepeda motor bebek, yang akan mereka produksi untuk pasar Indonesia. Namun, diungkapkan, TVS akan membuat sepeda motor bebek berkapasitas mesin 100 cc dan 110 cc.

Sekadar perbandingan, harga on the road TVS Scooty Pep+ untuk konsumen di India mencapai 36.280 rupee, atau sekitar Rp 7,2 juta, sementara TVS Apache 150 cc dijual seharga 53.560 rupee, atau sekitar Rp 10,7 juta. Kedua produk itu memperoleh penghargaan sebagai skuter dan sepeda motor terbaik tahun 2006.

Vijaya mengakui, pasar sepeda motor bebek di kelas mesin 100 cc dan 110 cc sangat kompetitif karena hampir seluruh produsen sepeda motor Jepang, termasuk sepeda motor China, sudah mengeluarkan produk mereka di kelas itu. Belum lagi masalah pencitraan produk sepeda motor mereka sebagai pendatang baru di pasar Indonesia.

”Dengan produk berkualitas dan harga yang kompetitif serta paket pelayanan total bagi konsumen, kami yakin mampu bersaing di pasar Indonesia,” kata Vijaya. (Cokorda Yudistira-kompas)
Read more >>

4otomotif modifikasi